Skip to content

Hobby Bola

Informasi seputar dunia sepak bola terupdate

Menu
  • Beranda
  • Berita Bola
    • Liga Inggris
    • Liga Italia
  • Jadwal Bola
    • Jadwal Liga Inggris
    • Jadwal Liga Spanyol
    • Jadwal Liga Italia
    • Jadwal Liga Jerman
  • Klasemen Liga
    • Klasemen Liga Inggris
    • Klasemen Liga Spanyol
    • Klasemen Liga Italia
    • Klasemen Liga Jerman
  • Ragam
    • Opini
    • Fakta Unik
  • Tentang Kami
Menu

Ketika Aturan FFP Menyulitkan Transfer Klub Raksasa

Posted on April 24, 2020April 24, 2020 by hobbybola

Pada tahun 2011 mungkin menjadi tahun terakhir klub-klub raksasa dengan budget transfer tidak terbatas mulai akan kesulit karena pergerakan transfer mereka akan dibatasi dengan resminya aturan FFP dijalankan di sepakbola Eropa. Sebelum membahas lebih jauh tentang FFP, apa itu FFP? FFP (Financial Fair Play) adalah aturan terbaru untuk klub sepakbola di eropa yang berkaitan dengan neraca keseimbangan keuangan klub. Aturan ini dibuat agar tidak terjadi kesenjangan antara klub kecil dan besar di setiap transfer market.

FFP sendiri sederhananya dihitung dengan cara menyeimbangkan pemasukan klub dengan pengeluaran klub tanpa ada campur tangan dari owner klub. Mundur beberapa tahun sebelum tahun 2011 dimana FFP ini diresmikan, klub dengan owner yang memiliki kekayaan tidak terbatas selalu jor-joran dalam hal membeli pemain, contohnya saja Real Madrid dimana setiap tahun ini tim ini tidak henti-hentinya membeli pemain sepakbola dengan harga selangit, sebut saja mega proyek mereka diawal abad 20 yaitu Los Galaticos jilid 1.

Saat itu Real Madrid menggelontor uang yang sangat banyak hanya untuk membangun tim dengan deretan pemain bintang seperti Zidane, Roberto Carlos, David Beckham, Luis Figo dan beberapa pemain lainnya. Padahal jika dihitung pemasukan Real Madrid saat itu sangat-sangatlah jauh dari apa yang mereka gelontorkan hanya untuk membangun proyek Los Galaticos jilid 1 ini. Dalang dibalik hal ini adalah Florentino Perez dimana dia memiliki kekayaan tidak terbatas karena memiliki sebagian bank besar di Spanyol.

Selain Real Madrid ada juga AC Milan, tim raksasa Italia ini semenjak diakusisi oleh Berlusconi sejak 1986-2016 terus menerus menggelontorkan uangnya hanya untuk membeli pemain berlabel kelas dunia contohnya saja, Rui Costa, George Weah, Ruud Gulit, Marco Van Basten, Frank Rijkaard, Ricardo Kaka, Shevchenko, Filipo Inzaghi, Nesta, bahkan Andrea Pirlo diboyong hanya untuk membuat tim ini juara di setiap tahunnya. Bahkan efek dari gelontoran uang ini, AC Milan menjadi tim raksasa dunia yang sangat disegani dan meraih gelar sebanyak 29 trofi selama dikomandoi oleh Berlusconi.

Dua tim ini adalah contoh tim besar yang tidak hanya mengandalkan pemain didikan klub tapi juga mengandalkan kekuatan uang ownernya. Maka dari permasalahan inilah, UEFA menilai kesenjangan ini berakibat pada ketidakadilan karena sekuat apapun tim kecil menahan klausul pelepasan pemain andalannya, jika tim besar ini sudah menurunkan gelontoran uang maka klausul tersebut akan lepas dan pemain andalan mereka pun akan hilang. Hal itulah yang menjadi tujuan utama FFP ini dibentuk yang membuat sebuah tim sepakbola di Eropa harus menyeimbangkan neraca keuangan mereka jika tidak ingin di-banned EUFA.

Setelah dicetuskannya aturan ini, banyak klub dengan keuangan yang normal bersyukur karena mereka bisa seorang pemain keluar dari tim dengan meninggikan klausul pelepasan. Akan tetapi aturan ini membuat klub-klub kaya termasuk beberapa klub kaya baru seperti Man.City atau PSG mati kutu. Bermacam cara mereka lakukan untuk menghindari FFP dengan menggalakkan penjualan marchandise klub atau menarik banyak sponsor bahkan menunjuk sebuah duta klub di sebuah benuar agar pemasukan mereka di benua tersebut meningkat. Tetapi fakta harga pemain dari tahun ke tahun semakin melonjak membuat klub-klub kaya ini kesulitan untuk mengincar seorang pemain bintang. Bahkan tak ayal klub-klub besar ini menghalalkan segala cara demi menghindari aturan FFP.

Contohnya saja Man.City yang baru-baru ini dibanned FIFA karena terbukti membuat kecurangan dalam hal keseimbangan neraca keuangan klub. Man.City terbukti menerima gelontoran uang pribadi dari pemiliknya sendiri, Syeikh Mansour untuk keperluan membeli pemain dan menganggap uang ini sebagai pemasukan mereka dari berbagai sponsor dan merchandise demi mengelabui aturan FFP. Tetapi hal ini berhasil diusut tuntas oleh tim komisi disiplin UEFA dan Man.City pun dihukum sangat berat yaitu, dicoretnya keikutsertaan mereka di Liga Champion dua tahun kedepan dan denda uang 30 Juta Euro (Rp. 449 Miliar).

Selain Man. City, AC Milan juga terkena kasus ini pada tahun 2018 kemarin. Setahun sebelum di-banned UEFA, AC Milan menggelontorkan uang yang sangat banyak sekitar 200 Juta Euro hanya untuk membeli pemain baru dari hasil uang pribadi pemilik baru mereka, YongHang Li. Setahun setelah itu, AC Milan diterpa masalah yaitu keuangan klub yang hancur dan mereka pun diusut oleh UEFA karena diduga pengeluaran mereka tidak sebanding dengan pemasukan. Alhasil pada musim panas 2019, AC Milan akhirnya dihukum oleh UEFA karena terbukti tidak berhasil menyeimbangkan neraca keuangan mereka dan harus menerima kenyataan pahit dengan didiskualifikasi dari kompetisi eropa dua tahun kedepan.

Dan kabar terbaru menyebutkan, bahwa saat ini UEFA juga sedang mengusut adanya pelanggaran aturan FFP dikubu PSG karena beberapa tahun belakang tim ini sangat rajin membeli pemain kelas dunia dengan harga selangit. Bahkan baru-baru ini mereka memecahkan rekor transfer dunia yaitu transfer Neymar dari Barcelona dan Mbappe dari AS Monaco. Tetapi itu semua berbanding terbalik dengan perolehan trofi mereka yang hanya mentok di kompetisi lokal. Disinyalir pemilik PSG juga melakukan hal yang sama seperti pemilik Man.City. PSG pun saat ini terus diawasi oleh UEFA karena kegiatan transfer pemain mereka yang sudah jauh dari batas.

Dari tiga kasus diatas sudah jelas bahwa klub-klub besar kesulitan dalam menyeimbangkan neraca keuangan mereka yang membuat mereka menghalalkan segala cara untuk hal transfer pemain. Dengan tiga kasus itu juga, banyak tim besar mulai memasang batasan-batasan pengeluaran, seperti Man. United yang sudah tidak jor-joran lagi dalam hal transfer pemain, Barcelona yang mulai menerapkan system peminjaman, Munchen yang dari tahun kemarin hanya meminjam pemain dari tim lain atau bahkan Liverpool dan Arsenal yang sama sekali tidak membeli pemain. Memang masih banyak cara klub-klub besar dunia jika ingin menghindari aturan FFP ini seperti melakukan klausul Peminjaman dengan opsi pembelian, pembelian pemain secara dicicil,atau membeli pemain dengan cara menunggu pemain tersebut habis kontrak.Yang pada intinya aturan ini dibuat agar klub lebih menghargai keuangan mereka dan menghindari kebangkrutan yang seperti baru-baru ini terjadi pada tim legendaris Italia, AC Parma. Dan juga aturan ini dibuat semata demi menjaga ekosistem sehat di bagian transfer pemain dunia antara tim kecil dan tim besar.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pencarian

Artikel Terbaru

  • Timo Werner Tolak Bayern Munchen Demi Bermain di Luar Jerman
  • Newcastle United akan Datangkan Koulibaly dari Napoli
  • Penantang Serius Dominasi Bayern Munchen di Jerman
  • Jadon Sancho Resmi ke Manchester United?
  • Ketika VAR Merusak Drama di Sepak Bola
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
©2021 Hobby Bola | Built using WordPress and Responsive Blogily theme by Superb